Keberpihakan Perbankan ke Aspek Sosial-Lingkungan Memprihatinkan

10 Maret 2016

Kendati Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah menerbitkan peta jalan terkait keuangan berkelanjutan untuk dunia perbankan, namun hingga kini kepedulian bank dirasa masih minim.

Bahkan, kepedulian bank-bank tersebut masih kalah jauh dari bank-bank asing. Terutama bank dari negara-negara maju.

“Padahal sudah semestinya bank memiliki kebijakan kredit dan investasi yang mengusung paradigma berkelanjutan dan bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan,” tandas perwakilan Koalisi Responsibank Indonesia dari Perkumpulan Prakarsa, Rotua Tampubolon, di Jakarta, Kamis (10/3).

Menurut dia, sudah semestinya institusi keuangan, terutama bank, dapat memiliki andil besar dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) SDGs melalui kebijakan investasi mereka di berbagai sektor industri.

“Bank-bank nasional terbesar seperti Mandiri, BCA, BRI dan BNI malah masih jauh tertinggal dibandingkan dengan bank asing seperti HSBC (Inggris), Citibank (Amerika Serikat) dan Mitsubishi-UFJ (Jepang),” papar Rotua.

Ia melanjutkan, rendahnya kepedulian bank-bank ini diketahui setelah 11 bank di Indonesia dinilai dan diperingkat oleh Koalisi Responsi bank Indonesia yang terdiri dari ICW, WALHI, PWYP Indonesia, YLKI, INFID, TuK Indonesia.

“Penilaian tersebut didasarkan pada kebijakan pemberian pinjaman dan investasi maupun kebijakan operasional terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan masing-masing bank yang dinilai itu,” jelasnya.

Tahun ini, adalah tahun kedua penilaian ini dilakukan. Namun sayangnya, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bank-bank di Indonesia masih belum cukup peduli pada aspek tanggung jawab sosial dan lingkungan hidup dalam kebijakan mereka.

Menurut data yang terkumpul, di kategori bank asing, HSBC mendapat skor paling tinggi yaitu 37,83 persen. Sementara di kategori bank nasional nilai tertinggi diraih Bank Danamon, tapi nilsinya hanya 10,98 persen dari skala 0 – 100 persen.

“Dibandingkan hasil pemeringkatan tahun lalu, meski peringkat di kategori bank asing tetap, namun terjadi pergeseran peringkat di antara beberapa bank nasional,” tegasnyan

Bank Danamon, kata dia, menggeser BNI dari peringkat tertinggi. BCA sebagai bank swasta nasional terbesar naik satu peringkat dari tahun lalu, meski nilainya tak banyak berubah yakni hanya 1,74%.

Sementara dua bank campuran modal asing yang berkantor pusat di negara ASEAN yaitu OCBC-NISP (Singapura) dan CIMB-Niaga (Malaysia) kian terpuruk.

“Mereka berada di peringkat paling buncit dengan nilai masing-masing 1,52 persen dan 1,13 persen,” pungkas dia.

 

Sumber: aktual.com