Gunung Kendeng Dieksploitasi, Warga Adat Samin Terancam ‘Mati’

17 Desember 2021

UDARA sejuk menyapa, di Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati mata kami dimanjakan dengan pemandangan yang menakjubkan dengan suasana asri khas pedesaan. Warna hijau mendominasi daerah tersebut, sesuai dengan julukan Kabupaten Pati “Bumi Mina Tani”. Rasa kantuk selama perjalanan dari Kabupaten Kudus terobati. Perjalanan yang memakan waktu hampir satu jam itu kini terbayar tuntas dengan pemandangan dan udara pedesan yang membuat bola mata tak bisa diam.

Pagi itu, warga setempat berbondong-bondong pergi ke ladang. Tak seperti daerah lain, di sana juga banyak ditemukan petani-petani muda yang menjalani aktivitas sehari-hari sebagai petani. Anak-anak muda tersebut merupakan warga Sedulur Sikep, atau dikenal juga sebagai warga adat Samin, yang bertempat tinggal di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati.

Sedulur Sikep sejak lama telah menjadikan bertani sebagai pekerjaan utama. Hal itu tetap dipertahankan warga Sikep hingga sekarang. Bukan tanpa alasan warga Sedulur Sikep memilih bertani, karena mengikuti pesan dari para leluhurnya sejak Samin Surosentiko masih hidup. Mereka memilih bertani untuk membangun keseimbangan alam.

Tidak hanya puluhan hektar, 90 persen terkena banjir. Pemukiman saja banyak yang terkena banjir, apa lagi lahan pertanian

Icuk Bamban, Warga Adat Samin

Namun, pekerjaan utama Sedulur Sikep sebagai petani terancam hilang lantaran terdapat penambangan dan penggundulan di Pegunungan Kendeng. Penambangan tersebut mengakibatkan banjir bandang yang membawa material sehingga menyebabkan pendangkalan sungai yang mengaliri area persawahan. Seiring dengan pendangkalan sungai, area persawahan juga ikut menerima limpasan air hingga tak jarang terjadi gagal panen.

Satu di antara sejumlah petani Sedulur Sikep yakni Icuk Bamban, warga Dusun Bombong, Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Pati. Sepulang dari sawah, pria yang mengenakan celana kolor berwarna hitam, telanjang dada dengan rokok kretek di tangan kanannya itu berbagi cerita, akibat penggundulan yang ada di Gunung Kendeng membuat lahan pertaniannya mengalami banjir rutin setiap tahun. Bahkan, jika dia hitung, hampir 100 persen lahan pertanian di daerah Bombong terkena banjir.

“Tidak hanya puluhan hektar, 90 persen terkena banjir. Pemukiman saja banyak yang terkena banjir, apa lagi lahan pertanian. Banjir ini maju setiap tahunnya. Meski masa tanam sudah kami majukan, di bulan November ini sudah mulai ada lahan yang terendam air,” jelasnya.

Semenjak terjadi penggundulan Pegunungan Kendeng banyak petaka yang dia alami. Padahal, padi merupakan makanan pokok yang dibutuhkan banyak orang. Dia menyesalkan, sampai saat ini belum ada penyuluh desa yang memberikan saran terkait permasalahannya.

“Sudah tak terhitung berapakali banjir dan gagal panen. Apa lagi kalau ada pabrik semen di Pati, bisa menjadi petaka bagi petani,” keluhnya.

Semenjak Icuk sering mengalami gagal panen karena banjir, dia terpaksa bertahan hidup dengan mencari keong dan ikan untuk menghidupi keluarganya. Kini, dalam satu tahun dia hanya bisa panen satu kali ketika musim kemarau. Hal itu disebabkan banjir yang sering terjadi di lahan pertaniannya. Bahkan, tak jarang banjir yang terjadi di lahan pertaniannya sampai berbulan-bulan.

“Sungai yang berada di Dukuh Popoh, Desa Trimulyo, Desa Talun dan Desa Suronan itu menjadi titik berhentinya sampah. Saat ini, sungai yang ada di empat daerah tersebut sudah meluap ke area persawahan,” terangnya.

Menyikapi permasalahan tersebut, sebenarnya warga Sedulur Sikep tak tinggal diam. Mereka juga pernah mengekspresikan sikabnya di tahun 2019 tepat pada peringatan Hari Bumi. Pada peringatan Hari Bumi tersebut, mereka mengajak untuk melestarikan bumi pertiwi. Namun, ketika berjalannya aksi terdapat warga Sedulur Sikep yang disandra.

“Kami aksi mengajak para penambang di Gunung Kendeng untuk melestarikan. Malah mereka marah, ada yang didorong, motornya digembosi. Padahal saat itu ada polisi, seharusnya itu pelanggaran,” ungkapnya.


Tim Liputan: Ahmad Rosyidi, Dafi Yusuf, Rabu Sipan

Sumber: Betanews.id