JK Kembali Sentil Bunga Perbankan yang Tinggi
11 Januari 2016
Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali menyentil perbankan nasional yang menerapkan bunga kredit tinggi kepada Usaha Kecil Menengah (UKM).
Saat ini masih ada bunga kredit yang di atas 10 persen untuk UKM.
"Saya pikir masyarakat harus terbiasa dengan tumbuh untuk mengambil manfaat dari tumbuhnya ekonomi, bukan manfaat dari tumbuhnya bunga (bank)," ujar Kalla di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (11/1/2016).
Menurut Wapres, seharusnya perbankan memberikan bunga single digit kepada para UKM. Sebab dengan bunga yang double digit, UKM sulit tumbuh.
"(Dengan bunga kecil) jadi entrepreneurship tumbuh. Harus single digit, dan kita sudah jalankan di sektor ritel," kata dia.
Pada November 2015 lalu, Jusuf Kalla menyoroti biaya sektor keuangan yang masih tinggi. Menurut JK, dalam memperkuat perekonomian nasional, pemerintah berkewajiban mendukung dan memperbaiki sektor usaha kecil menengah (UKM).
Namun, ia merasa geram lantaran bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) masih tinggi. Pasalnya, bunga KUR saat ini lebih tinggi ketimbang bunga sektor korporasi.
Menurut dia, tingginya bunga KUR merupakan sebuah ketidakadilan. Ia menegaskan, tidak boleh ada lagi ketidakadilan di Indonesia, termasuk tingginya bunga KUR.
"Bunga korporasi lebih rendah, 10 persen, dibandingkan bunga UKM. Selama ini kita terkecoh. Harus diturunkan apapun risikonya. Tahun depan (2016) harus 9 persen, apapun risikonya," tegas JK.
Saat ini masih ada bunga kredit yang di atas 10 persen untuk UKM.
"Saya pikir masyarakat harus terbiasa dengan tumbuh untuk mengambil manfaat dari tumbuhnya ekonomi, bukan manfaat dari tumbuhnya bunga (bank)," ujar Kalla di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (11/1/2016).
Menurut Wapres, seharusnya perbankan memberikan bunga single digit kepada para UKM. Sebab dengan bunga yang double digit, UKM sulit tumbuh.
"(Dengan bunga kecil) jadi entrepreneurship tumbuh. Harus single digit, dan kita sudah jalankan di sektor ritel," kata dia.
Pada November 2015 lalu, Jusuf Kalla menyoroti biaya sektor keuangan yang masih tinggi. Menurut JK, dalam memperkuat perekonomian nasional, pemerintah berkewajiban mendukung dan memperbaiki sektor usaha kecil menengah (UKM).
Namun, ia merasa geram lantaran bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) masih tinggi. Pasalnya, bunga KUR saat ini lebih tinggi ketimbang bunga sektor korporasi.
Menurut dia, tingginya bunga KUR merupakan sebuah ketidakadilan. Ia menegaskan, tidak boleh ada lagi ketidakadilan di Indonesia, termasuk tingginya bunga KUR.
"Bunga korporasi lebih rendah, 10 persen, dibandingkan bunga UKM. Selama ini kita terkecoh. Harus diturunkan apapun risikonya. Tahun depan (2016) harus 9 persen, apapun risikonya," tegas JK.
Sumber: kompas.com