Pilih bank Kamu dan lihat skornya

Kebijakan

Keterangan Warna

Profil Perusahaan

Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) membuka cabang pertama di Indonesia pada tahun 1989 dengan perusahaan terdaftar PT Bank HSBC Indonesia. HSBC Indonesia telah berkembang menjadi bank internasional di Indonesia yang menawarkan layanan Wholesale Banking untuk nasabah Korporasi dan Institusi, Global Markets untuk manajemen Treasury dan Capital Market serta Wealth and Personal Banking. HSBC memiliki kantor cabang sebanyak 64 negara di seluruh dunia. Pada tahun 2021, Bank memiliki 54 cabang di 23 kota di seluruh Indonesia. 

Bank HSBC Indonesia membukukan total aset pada 2021 sebesar Rp 124,46 triliun. Total aset HSBC Indonesia meningkat sebesar 10,53% atau sebesar Rp 11,86 triliun. Peningkatan total aset HSBC bersumber dari peningkatan saldo simpanan nasabah. Total aset HSBC didominasi oleh penyaluran kredit kepada nasabah senilai Rp51.328 miliar (net), surat berharga investasi sebesar Rp 21.121 miliar, dan penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp 19.135 miliar.

HSBC berada pada peringkat 1 dari 11 bank yang dilakukan penilaian dengan nilai rata rata 3,6 dari 10 (skor maksimal). Berdasarkan grafik diatas, HSBC mengalami perubahan skor pada sebagian besar tema. Adapun tema yang mengalami penurunan skor, yaitu tema perlindungan konsumen, anti korupsi, inklusi keuangan, hak asasi manusia, kehutanan, Kesehatan, pertambangan, dan perpajakan. Adapun tema yang mengalami peningkatan skor, yaitu hak pekerja, perubahan iklim, minyak dan gas, pembangkit listrik, transparansi dan akuntabilitas, persenjataan, dan kesetaraan gender.

Peningkatan skor paling signifikan terjadi pada tema perubahan iklim. HSBC melakukan beberapa pembaruan kebijakan dalam mencegah perubahan iklim. Adapun faktor yang mendukung peningkatan skor, yaitu penerapan dokumen standar internasional pada pembiayaan berkelanjutan. HSBC juga telah menerapkan financial scope 1, 2, dan 3 pada sektor minyak dan gas. Faktor lain yang mendorong peningkatan skor adalah penyampaian emisi perbankan, penyaluran kredit dan investasi berkelanjutan serta adanya target untuk mencapai USD 1 triliun pada 2030, dan adanya dokumen yang menyatakan HSBC keluar dari pembiayaan batu bara. Kebijakan ini juga mendorong peningkatan skor yang signifikan pada tema ketenagalistrikan dan sedikit peningkatan skor pada tema minyak dan gas. 

Tema kesetaraan gender juga mengalami peningkatan, walaupun masih dengan skor yang rendah. HSBC berkomitmen untuk meninjau upah berdasarkan jenis kelamin untuk menegakkan komitmen terhadap inklusi dan kesetaraan upah. Pembaruan kebijakan juga terjadi pada hak pekerja. HSBC telah memiliki mekanisme pengaduan yang jelas. 

Peningkatan skor yang terjadi pada tema perubahan iklim, ketenagalistrikan, minyak dan gas, kesetaraan gender, dan hak pekerja tidak diimbangi dengan pembaruan kebijakan pada tema lainnya. HSBC mengalami penurunan skor yang cukup signifikan pada tema anti korupsi, kehutanan, Kesehatan, perlindungan konsumen, dan inklusi keuangan. Pada tema korupsi, penurunan skor terjadi karena tidak adanya komitmen dalam laporan HSBC 2021 tentang tiga elemen, yaitu perusahaan memiliki sistem manajemen yang menghasilkan tindakan segera jika timbul kecurigaan bahwa karyawan atau pemasok bersalah melakukan korupsi; perusahaan melaporkan partisipasi mereka dalam proses pengambilan keputusan norma dan undang-undang internasional (praktik lobi); dan perusahaan mengintegrasikan kriteria korupsi dalam kebijakan pengadaan dan kebijakan operasional.

Pada tema inklusi keuangan dan perlindungan konsumen mengalami penurunan skor yang signifikan karena tidak dinyatakan terkait kebijakan dan penerapan yang sebelumnya tercantum pada laporan bank assesment 2020. Hal ini juga terjadi pada tema lainnya seperti tema kesehatan dan kehutanan. Kelima tema tersebut dapat menjadi ruang perbaikan khusus mengingat pada tahun 2020 telah memiliki kebijakan tersebut.