Pilih bank Kamu dan lihat skornya

Kebijakan

Keterangan Warna

Hasil Penilaian Bank

HSBC mendapatkan skor tertinggi pada tema korupsi sebesar 5,8, naik paling besar sebanyak 0,9 dibandingkan tahun 2022. HSBC juga mendapatkan nilai yang cukup baik pada tema perlindungan konsumen sebesar 5,3. Namun, kebijakan korupsi hanya berlaku untuk kegiatan operasional bank dan tidak mengikat klien.

Pada aspek lingkungan, salah satu faktor utama skor yang diperoleh oleh HSBC dipengaruhi oleh pengembangan kebijakan sektoral, yang berfungsi sebagai kerangka manajemen risiko untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko reputasi, kredit, dan hukum yang berkaitan dengan dampak lingkungan dan sosial dari klien. Kebijakan ini mencakup batasan, larangan, target, dan syarat yang harus dipatuhi dalam setiap transaksi, serta ruang lingkup yang jelas mengenai jenis aset dan entitas yang terikat pada kebijakan tersebut. Meskipun demikian, kebijakan sektoral HSBC masih memiliki kelemahan. Fokusnya cenderung pada standar lingkungan dan belum sepenuhnya mencakup aspek sosial dan tata kelola. Meskipun beberapa kriteria diatur dalam Equator Principles, masing- masing sektor memiliki isu spesifik yang dianggap penting, sehingga perlu ada kebijakan sosial dan tata kelola yang lebih komprehensif.

Pada tema pertambangan, HSBC menerapkan partial exclusion yang artinya hanya melarang pembiayaan dengan menerapkan ambang batas tertentu. Sebagai contoh, perbedaan perlakuan antara klien baru dan klien eksisting; perbedaan perlakuan dengan menerapkan batas waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa penurunan pada tema ini juga disebabkan adanya perubahan teknis metodologi yaitu penghapusan beberapa elemen yang sebelumnya menjadi indikator penilaian.

Lebih lanjut, HSBC telah melakukan pengungkapan terhadap financed emissions (emisi yang dibiayai) pada scope 3, meskipun pengungkapan ini terbatas pada sektor tertentu dan mencakup seluruh portofolio serta kelas aset yang dimiliki. Bank ini juga telah menyusun target terukur untuk pembiayaan sektor minyak dan gas, dengan sasaran pengurangan emisi sebesar 34% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tahun 2019. Selain itu, HSBC melarang pembiayaan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dan proyek pertambangan batu bara termal baru. Namun, terdapat pengecualian dalam perlakuan bagi klien baru dan eksisting, di mana klien eksisting mendapatkan kelonggaran melalui pemberlakuan ambang batas yang lebih rendah.

HSBC telah membiayai proyek energi terbarukan, tetapi belum memiliki target yang jelas untuk meningkatkan pembiayaan ke sektor ini, baik secara absolut maupun relatif terhadap portofolio bahan bakar fosil yang dimiliki. Dalam sektor kehutanan, HSBC memiliki kebijakan yang mencakup syarat sertifikasi seperti Forest Stewardship Council (FSC) dan Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC). Kebijakan ini melarang keterlibatan dalam proyek yang mendukung penebangan kayu ilegal. Namun, karena HSBC hanya mensyaratkan pemenuhan salah satu standar (FSC atau PEFC), nilai yang diperoleh menjadi rendah karena FSC lebih ketat dibandingkan PEFC.

Pada aspek sosial, penilaian pada tema Hak Asasi Manusia (HAM), hak pekerja didorong oleh ratifikasi standar internasional yang relevan. Namun, kebijakan HSBC dalam tema HAM belum mencakup perlindungan untuk kelompok rentan, seperti anak-anak dan penyandang disabilitas. Dalam perlindungan konsumen dan inklusi keuangan, HSBC telah menerapkan peraturan terkait perlindungan data, transparansi produk, layanan pengaduan, prosedur penagihan utang, dan literasi keuangan, yang merupakan standar minimum dari regulator.

Pada aspek tata kelola, dalam hal transparansi, tidak banyak perubahan dari penilaian sebelumnya karena HSBC telah memenuhi standar minimum yang berlaku. Namun, HSBC belum mengungkapkan terkait nama-nama perusahaan yang menerima investasi dan kredit baru, serta seluruh transaksi proyek yang masih berjalan, sesuai dengan praktik terbaik seperti Prinsip Equator.